Sinergi Pengembangan Pariwisata dan UMKM di Penajam Paser Utara: Mendorong Perekonomian hingga Akar Rumput

PENAJAM,Panrita Post – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) terus mengintensifkan sinergi antara sektor pariwisata dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Upaya ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat ekonomi lokal serta mengoptimalkan potensi sumber daya yang ada demi menciptakan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata PPU, Andi Israwati Latief, menyampaikan bahwa sinergi ini diwujudkan melalui serangkaian program pelatihan, fasilitasi pemasaran, serta pengembangan produk lokal yang mampu memenuhi kebutuhan wisatawan baik domestik maupun internasional. Program-program ini diharapkan dapat membekali pelaku UMKM agar semakin kompetitif dan berdaya saing di tengah geliat pariwisata yang terus meningkat.
“Kami bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan komunitas UMKM, untuk memastikan manfaat pariwisata dirasakan secara luas, terutama hingga ke lapisan masyarakat paling bawah,” kata Andi, Selasa (18/5/2025).
Pelatihan dan Pengembangan Produk
Salah satu fokus utama Disbudpar adalah pemberian pelatihan yang menyasar pelaku UMKM, agar mereka tidak hanya mampu memproduksi barang atau jasa berkualitas, tapi juga dapat mengemas dan memasarkan produknya dengan lebih baik. Materi pelatihan mencakup pengelolaan usaha, pemasaran digital, hingga standar pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan masa kini.
“Dengan pelatihan yang tepat, pelaku UMKM akan lebih siap menghadapi tantangan pasar yang semakin dinamis. Produk yang dihasilkan pun diharapkan bisa lebih menarik dan bernilai tambah,” tambah Andi.
Fasilitasi Pemasaran dan Kolaborasi
Tidak hanya pelatihan, Disbudpar juga berperan aktif dalam memfasilitasi akses pemasaran bagi UMKM. Melalui event-event pariwisata yang rutin digelar, seperti festival budaya dan pasar rakyat, produk lokal mendapat kesempatan untuk dikenal dan dijual langsung kepada pengunjung. Selain itu, Disbudpar mendorong kerja sama dengan pengusaha hotel, restoran, serta pelaku pariwisata lain agar produk UMKM bisa menjadi bagian dari rangkaian pelayanan wisata.
“Kami ingin produk-produk lokal menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman wisatawan saat berkunjung ke PPU. Misalnya, kuliner khas, kerajinan tangan, hingga oleh-oleh yang bisa didapat langsung di tempat wisata atau hotel,” jelasnya.
Dampak Ekonomi yang Meluas
Sinergi yang terbangun antara pariwisata dan UMKM di PPU membawa dampak positif yang meluas. Tidak hanya meningkatkan pendapatan pelaku usaha, namun juga membuka lapangan pekerjaan baru serta mendorong perputaran ekonomi lokal. Kondisi ini menjadi modal penting bagi pemerintah daerah dalam mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Ketika UMKM maju, mereka bisa menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar. Ini berarti pariwisata bukan hanya soal destinasi, tapi juga peluang penghidupan bagi warga,” ujar Andi.
Meski menunjukkan kemajuan, Disbudpar menyadari masih banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti peningkatan kualitas produk, penguatan jaringan pemasaran, serta adaptasi teknologi digital. Untuk itu, komitmen pemerintah daerah untuk terus memberikan dukungan dan membangun ekosistem yang kondusif bagi pelaku UMKM dan sektor pariwisata menjadi kunci utama keberhasilan.
“Kami bertekad memperkuat sinergi ini secara berkelanjutan. Dukungan lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat menjadi fondasi utama agar pariwisata dan UMKM bisa tumbuh bersama-sama,” tutup Andi Israwati. (adv/red)