Disdikpora PPU Lakukan Verifikasi dan Validasi Homeschooling Farah, Harapan Baru Pendidikan di PPU

Disdikpora PPU Lakukan Verifikasi dan Validasi Homeschooling Farah, Harapan Baru Pendidikan di PPU
Ketua Yayasan Farah Panrita Nusantara, Rahmatullah Amran (Tengah)

Penajam,Panrita Post – Di sebuah kabupaten yang perlahan-lahan menata masa depan pendidikan anak-anaknya, Yayasan Farah Panrita Nusantara tampil sebagai pionir dengan menyelenggarakan homeschooling pertama di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). 

Langkah besar ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) PPU, yang  melakukan verifikasi dan validasi (verval) terhadap Homeschooling Farah yang berada di bawah naungan yayasan tersebut, Rabu (11/12/2024).

Proses verval ini dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Agus, S.Pd., selaku penilik . Ia didampingi oleh Yuniarti, S.Pd., MM., Kepala Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter PAUD dan Pendidikan Nonformal (PNF) Disdikpora PPU , serta beberapa anggota tim verifikasi lainnya.

Dalam keterangannya, Agus menekankan pentingnya verifikasi ini untuk memastikan bahwa homeschooling yang berdiri memenuhi standar operasional sebagaimana diatur oleh undang-undang.

“Homeschooling Farah telah menunjukkan kesiapan luar biasa. Semua prosedur administratif telah dipenuhi, dan secara data, mereka sangat rapi dan komprehensif. Ini adalah salah satu pengalaman verval terbaik yang pernah saya alami,” ujar Agus. 

Ia juga menyampaikan bahwa setelah proses ini, izin operasional akan segera diproses sehingga Homeschooling Farah dapat mendaftarkan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) sebagai salah satu syarat wajib bagi institusi pendidikan di Indonesia.

Dedikasi untuk Pendidikan di PPU

Yuniarti, yang juga terlibat langsung dalam proses verifikasi, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap dedikasi Yayasan Farah Panrita Nusantara. 

Menurutnya, mendirikan homeschooling seperti ini tidak hanya membutuhkan visi yang kuat, tetapi juga komitmen besar dalam hal waktu, tenaga, dan finansial.

“Tidak banyak yang rela mengorbankan materi pribadi demi kemajuan pendidikan, apalagi dengan pendekatan seperti ini. Kami sangat menghargai semangat dan kerja keras yang telah ditunjukkan oleh Ketua Yayasan dan tim di Homeschooling Farah. Ini adalah bentuk pengabdian nyata yang patut dicontoh,” ungkap Yuniarti.

Rahmatullah Amran, Ketua Yayasan Farah Panrita Nusantara, menyambut baik apresiasi yang diberikan oleh Disdikpora. Ia mengungkapkan bahwa kehadiran homeschooling ini dilatarbelakangi oleh kepeduliannya terhadap anak-anak yang putus sekolah di PPU.

“Kami melihat terlalu banyak anak kehilangan masa depan hanya karena tidak sekolah atau tidak memiliki ijazah. Ini bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga soal bagaimana kita sebagai masyarakat memperlakukan mereka. Pendidikan adalah hak setiap anak, dan tugas kita adalah memastikan hak itu terpenuhi,” ujar Rahmatullah dengan penuh semangat.

Konsep Pendidikan yang Berbeda

Homeschooling Farah tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga menghadirkan konsep pendidikan yang holistik. Kepala Homeschooling Farah, Musfira, SH., M.Pd., menjelaskan bahwa pendekatan yang diterapkan mencakup pelatihan keterampilan agar para siswa memiliki kemampuan praktis yang dapat langsung diterapkan setelah lulus.

“Kami tidak hanya memberikan pelajaran dan ijazah. Kami juga memberikan pelatihan keterampilan seperti menjahit, kerajinan tangan, hingga pelatihan teknologi digital. Dengan begitu, lulusan kami tidak hanya siap melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi juga mampu bersaing di dunia kerja,” papar Musfira, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai pimpinan di salah satu perguruan tinggi di Kalimantan Utara.

Menurutnya, program ini dirancang untuk mengarahkan siswa sesuai dengan minat dan potensi mereka. Homeschooling Farah juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi untuk memberikan jalur pendidikan lanjutan bagi para lulusannya.

“Kami ingin memastikan bahwa setelah mereka lulus, mereka memiliki arah yang jelas. Baik itu bekerja, melanjutkan ke perguruan tinggi, atau mengikuti pelatihan lanjutan. Kami tidak hanya ingin mendidik, tetapi juga mempersiapkan masa depan mereka,” tambah Musfira.

Dukungan Pemerintah yang Diharapkan

Baik Agus maupun Yuniarti sepakat bahwa Homeschooling Farah adalah terobosan penting bagi pendidikan di PPU. Agus berharap pemerintah daerah memberikan perhatian lebih terhadap keberadaan homeschooling ini.

“Ini adalah homeschooling pertama di PPU, dan langkah yang dilakukan Yayasan Farah Panrita Nusantara sangat luar biasa. Kami berharap pemerintah memberikan dukungan penuh agar model pendidikan seperti ini bisa berkembang lebih luas,” ujar Agus.

Hal senada disampaikan oleh Musfira yang berharap pemerintah memberikan dukungan, baik berupa pendanaan maupun kebijakan yang memudahkan pengembangan homeschooling.

“Kami ingin menjadi bagian dari solusi bagi masalah pendidikan di daerah ini. Dukungan dari pemerintah sangat kami harapkan agar kami bisa terus memberikan yang terbaik untuk anak-anak PPU,” tutupnya.

Membuka Harapan Baru

Homeschooling Farah Panrita Nusantara hadir sebagai alternatif bagi anak-anak yang selama ini sulit mengakses pendidikan formal. Dengan pendekatan yang holistik dan inovatif, homeschooling ini tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga harapan baru bagi anak-anak yang kehilangan masa depan. 

Jika didukung dengan baik, model pendidikan ini berpotensi menjadi pelopor perubahan di Kabupaten PPU, memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas pendidikan di daerah tersebut.