Filosofi Merah Putih: Semangat Juang yang Tak Boleh Padam

Oleh: Mustajab Bahari, S.Pd.I., M.Pd.
Opini – Filosofi merah putih adalah semangat juang dan keberanian yang lahir dari kesucian serta kejujuran hati untuk berbuat terbaik bagi bangsa dan agama kita. Semangat itu harus terus menyala dan tidak boleh padam. Seperti kata Bung Karno, “Rotan itu melengkung tapi tidak patah”. Begitu pula bangsa ini meski diterpa berbagai tantangan, kita tetap teguh dan tidak boleh runtuh.
Membangun bangsa bukan hanya tugas para pemimpin, melainkan panggilan bagi kita semua. Setiap insan memiliki potensi dan bakat yang dianugerahkan Allah. Sudah seharusnya kita ledakkan potensi itu dalam bentuk karya nyata, sebagai kontribusi bagi bangsa dan agama. Kemerdekaan tidak boleh berhenti sebagai simbol seremonial, melainkan harus dilanjutkan dengan perjuangan positif yang berkelanjutan.
Perjuangan kita masih panjang. Merdeka dari cengkeraman bangsa asing, merdeka dari kemiskinan, merdeka dari kebodohan, dan merdeka dalam menyampaikan dakwah adalah cita-cita yang mesti diwujudkan. Kemerdekaan sejati bukan hanya bebas dari penjajah, tetapi juga terbebas dari segala bentuk keterbelakangan yang menghambat kemajuan umat dan bangsa.
Kita hidup dalam keberagaman ras, budaya, dan agama. Itu adalah kenyataan yang tidak bisa diingkari. Tugas kita adalah menjaga sekaligus mengelola keberagaman tersebut agar menjadi harmoni yang indah di bawah bingkai NKRI. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah bukti nyata bahwa meski berbeda-beda, kita tetap satu. Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia berdiri sebagai nation state yang multikultural.
Pada akhirnya, mari kita langitkan doa di Hari Kemerdekaan ini: semoga bangsa kita menjadi bangsa yang kuat, kokoh, dan tidak mudah dipecah belah. Semoga semangat merah putih tetap berakar dalam hati setiap anak bangsa, menjadi sumber energi untuk terus maju.
Dirgahayu bangsaku, jayalah negeriku!