Disbudpar dan Disprindag PPU Kolaborasi Gelar Pentas Seni dan UMKM Tiap Malam Minggu di Alun-Alun Penyembolum

Disbudpar dan Disprindag PPU Kolaborasi Gelar Pentas Seni dan UMKM Tiap Malam Minggu di Alun-Alun Penyembolum
Kepala Disbudpar PPU, Andi Israwati Latief (dok.Istimewa)

PENAJAM, PanritaPost – Dalam upaya menggerakkan ekonomi kreatif dan pelestarian budaya lokal, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bersama Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disprindagkop UKM) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menjalin kolaborasi strategis. Kegiatan rutin digelar setiap malam Minggu di Alun-Alun Penyembolum, berupa pentas seni dan bazar UMKM.

Kepala Disbudpar PPU, Andi Israwati Latief, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi ruang pemberdayaan yang konkret bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta Ekonomi Kreatif (Ekraf).

“Jadi setiap malam Minggu itu kita laksanakan pentas seni dan juga menghadirkan UMKM di situ,” ungkap Andi Israwati pada Kamis (3/7/25).

Kegiatan tersebut telah rutin berjalan dengan partisipasi aktif dari sekitar 200 hingga 300 pelaku UMKM lokal. Mereka memanfaatkan momentum ini untuk memperkenalkan produk-produk unggulan sekaligus menyemarakkan ruang publik PPU dengan kegiatan ekonomi rakyat.

Lebih dari sekadar ruang jual beli, program ini juga dirancang sebagai wadah ekspresi dan regenerasi seni budaya di Benuo Taka. Pentas seni yang digelar terbuka bagi seniman lokal dari berbagai latar belakang, mulai dari tari tradisional, musik, hingga pertunjukan kreatif lainnya.

“Antusias masyarakat sangat luar biasa. Yang tadinya PPU kurang dikenal, sekarang mulai dilirik. Pentas seni ini jadi tempat teman-teman pelaku seni untuk berkarya lebih maksimal, menampilkan tarian, dan mengeksplorasi energi mereka secara positif,” jelasnya.

Menurut Andi, keberadaan pentas seni rutin ini menjadi salah satu cara untuk menjaga agar seni budaya PPU tidak punah. Dengan konsistensi pelaksanaan setiap pekan, generasi muda pun ikut terlibat aktif dalam pelestarian budaya daerah.

“Anak-anak muda sekarang banyak yang ikut menari, tampil, dan belajar. Jadi seni kita tidak akan hilang, karena ada ruang aktualisasinya setiap minggu,” tegasnya.

Dengan semangat kolaborasi lintas sektor, kegiatan ini diharapkan mampu menjadi contoh model pembangunan daerah berbasis kebudayaan dan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan. (Adv/Za)