Pelatihan Penyusunan Buku Kurikulum Bahasa Paser Tahap III Tahun 2024 Sukses Digelar di Lawe-Lawe

Pelatihan Penyusunan Buku Kurikulum Bahasa Paser Tahap III Tahun 2024 Sukses Digelar di Lawe-Lawe
Pelatihan Penyusunan Buku Kurikulum Bahasa Paser Tahap III Tahun 2024

PENAJAM,Panrita Post – Kegiatan Pelatihan Penyusunan Buku Kurikulum Bahasa Paser Tahap III Tahun 2024 berlangsung sukses di The Rich Hotel, Lawe-Lawe, pada 17-19 September 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah guru, tenaga pendidik, serta para ahli bahasa dari berbagai daerah di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya pelestarian bahasa daerah sekaligus mendukung implementasi kurikulum berbasis lokal di sekolah-sekolah.

Pelatihan ini bertujuan untuk menyusun materi ajar yang lebih sistematis, relevan, dan sesuai dengan karakteristik budaya Paser. Para peserta dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun buku kurikulum bahasa daerah yang diharapkan dapat digunakan sebagai panduan pembelajaran di sekolah-sekolah di PPU.

Andi Singkerru, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten PPU, menyatakan dukungan penuh atas pelaksanaan kegiatan tersebut. Menurutnya, kegiatan ini merupakan langkah penting dalam memperkuat identitas budaya lokal melalui pendidikan.

“Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini karena penting bagi kita untuk melestarikan bahasa daerah yang menjadi identitas kita. Pelatihan ini akan memberikan dasar yang kuat untuk menghadirkan kurikulum yang relevan dengan budaya Paser, sehingga generasi muda kita tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan umum, tetapi juga memahami dan bangga dengan warisan budaya mereka,” ungkap Andi Singkerru.

Ia juga menambahkan bahwa program ini diharapkan dapat menjadi tonggak untuk memperkuat karakter lokal siswa di PPU.

“Bahasa adalah jantung budaya. Dengan adanya buku kurikulum Bahasa Paser, kita berharap generasi muda semakin mengenal bahasa daerah, dan pada akhirnya bisa menjadi duta dalam melestarikan budaya kita,” tegas Andi.

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini mencakup diskusi, lokakarya, dan sesi penyusunan materi. Peserta juga dilibatkan dalam simulasi pembelajaran untuk memastikan materi yang disusun mudah dipahami dan diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar.

Selain itu, pelatihan ini juga mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah dan sejumlah lembaga pendidikan. Diharapkan buku kurikulum yang dihasilkan akan segera diimplementasikan di sekolah-sekolah pada tahun ajaran mendatang, sehingga siswa di Kabupaten PPU dapat mempelajari Bahasa Paser secara terstruktur dan mendalam.

“Ini adalah wujud nyata dari komitmen kami untuk memajukan pendidikan di PPU, dengan tetap memperhatikan aspek lokalitas dan kearifan budaya,” tambah Andi Singkerru, seraya berharap agar pelatihan-pelatihan serupa dapat terus digelar secara berkesinambungan.

Dengan kesuksesan pelatihan ini, diharapkan upaya pelestarian bahasa dan budaya Paser dapat terus berkembang, sehingga warisan budaya lokal dapat terus dijaga dan dilestarikan oleh generasi penerus.(adv/rap)