Disbudpar PPU Gencar Kembangkan Wisata Sejarah untuk Dorong Ekonomi Daerah

PENAJAM,Panrita Post – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) terus menggali potensi wisata sejarah dan budaya sebagai langkah strategis dalam meningkatkan daya tarik pariwisata sekaligus mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD).
Kepala Bidang Pariwisata dan Pemasaran Disbudpar PPU, Juzlizar Rakhman, menegaskan bahwa saat ini pihaknya tengah fokus mengembangkan sejumlah destinasi bersejarah yang memiliki nilai penting bagi daerah. Beberapa di antaranya adalah Makam Aji Raden Kusuma, Anden Oko, Anden Gedang, dan Aji Natam di Makam Tepian Dalam Muara Sesulu. Selain itu, peninggalan Meriam Jepang di Kelurahan Gunung Seteleng juga menjadi perhatian utama sebagai saksi sejarah Perang Dunia II.
“Kami ingin mengangkat kembali wisata sejarah dan cagar budaya di PPU agar semakin dikenal masyarakat luas. Salah satu contohnya adalah Meriam Jepang di Gunung Seteleng, yang menjadi bukti sejarah penting di kawasan ini,” ujar Juzlizar, Kamis (13/03/2025).
Sebagai perbandingan, Juzlizar mencontohkan Kota Balikpapan yang rutin mengadakan tabur bunga di Teluk Balikpapan setiap 10 November untuk mengenang jasa para pahlawan. PPU diharapkan bisa melakukan hal serupa guna memperkuat identitas sejarah dan budaya daerah.
Disbudpar PPU kini berupaya meningkatkan aksesibilitas serta fasilitas pendukung di sekitar destinasi wisata sejarah. Langkah ini mencakup pembangunan jalan, penyediaan lahan parkir, serta pengembangan area kuliner untuk menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
“Peningkatan fasilitas sangat krusial dalam mendukung wisata sejarah. Dengan adanya akses jalan yang baik, tempat parkir yang memadai, serta sarana kuliner dan pengelolaan sampah yang lebih baik, diharapkan wisata sejarah di PPU dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan,” jelasnya.
Namun, upaya ini tidak lepas dari tantangan, terutama dalam hal pembebasan lahan untuk fasilitas pendukung. Menurut Juzlizar, ketersediaan lahan parkir, tempat kuliner, serta sarana lainnya menjadi faktor kunci agar pengelolaan destinasi wisata bisa berjalan optimal.
“Meskipun pembebasan lahan bukan perkara mudah, kami optimistis bahwa dengan koordinasi yang baik, pengelolaan destinasi wisata sejarah ini dapat membawa manfaat besar bagi perekonomian daerah. Wisata sejarah bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi juga menjadi investasi masa depan bagi kesejahteraan masyarakat PPU,” pungkasnya.(adv/amr)