Tambak Pulut, Warisan Budaya Penuh Makna di Penajam Paser Utara

PENAJAM, Panritapost – Tambak Pulut, makanan tradisional berbahan dasar ketan, menjadi salah satu kekayaan budaya Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yang sarat filosofi dan nilai sejarah. Kuliner khas ini tidak hanya sekadar sajian, tetapi juga menjadi bagian penting dalam berbagai tradisi adat suku Paser.
Dalam wawancara pada Rabu (25/6/2025), Kepala Bidang Kebudayaan dan Produk Pariwisata Disbudpar PPU, Christian Nur Selamat, menegaskan bahwa Tambak Pulut memiliki keistimewaan sebagai sajian sakral yang hanya dihidangkan dalam upacara adat tertentu. “Tambak Pulut tidak dijual secara bebas. Karena sifatnya sakral dan hanya dibuat pada momen adat tertentu, nilai budayanya sangat tinggi,” ujar Christian.
Makna dan Proses Sakral dalam Pembuatan
Tambak Pulut umumnya dihidangkan dalam berbagai tradisi, seperti upacara bero’a, perayaan maulid, hingga prosesi pelamaran. Masing-masing momen memiliki jenis Tambak Pulut yang khas sesuai konteksnya.
Proses pembuatannya sendiri tidak bisa sembarangan. Hanya perempuan yang dianggap telah mahir dan memenuhi syarat tertentu yang diperbolehkan membuatnya. Christian menjelaskan bahwa perempuan yang membuat Tambak Pulut harus dalam keadaan suci (tidak sedang haid atau nifas), dan prosesnya dimulai dengan doa khusus yang menyebut nama Rasulullah dan Sayyidah Fatimah.
“Selama proses pembuatan, tidak diperkenankan berbicara kotor, marah, atau bergunjing. Ini bukan hanya soal ketan dan lauknya. Dalam tradisi Paser, Tambak Pulut adalah bagian dari warisan leluhur yang mengandung nilai spiritual dan etika dalam pembuatannya,” tutur Christian.
Upaya Pelestarian Tradisi
Christian menyebutkan bahwa informasi tentang Tambak Pulut dan perannya dalam tradisi adat selama ini masih terbatas. Oleh karena itu, Disbudpar PPU terus mendorong agar tradisi ini tidak hanya dilestarikan secara turun-temurun, tetapi juga dikenalkan kepada generasi muda dan masyarakat luas.
“Pelestarian ini penting agar generasi mendatang memahami nilai luhur budaya mereka sekaligus memperkuat identitas sebagai bagian dari suku Paser,” imbuhnya. Tambak Pulut, dengan keunikan dan makna filosofinya, adalah wujud nyata dari kekayaan budaya yang harus tetap dijaga dan diwariskan. (Adv/Za)