Wisata Sejarah di Penajam Paser Utara Jadi Pilar Strategis Pengembangan Ekonomi dan Budaya di Kawasan IKN

PENAJAM,Panrita Post – Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), yang berbatasan langsung dengan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), semakin memantapkan diri sebagai daerah dengan potensi wisata sejarah yang sangat strategis. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) PPU meyakini bahwa pengembangan destinasi wisata berbasis sejarah tidak hanya berperan dalam pelestarian budaya dan penguatan identitas lokal, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar.
Kepala Bidang Pariwisata dan Pemasaran Disbudpar PPU, Juzlizar Rakhman, menyampaikan bahwa posisi geografis PPU yang berdekatan dengan pusat pemerintahan nasional memberikan peluang luar biasa bagi sektor pariwisata sejarah untuk berkembang pesat dan menarik wisatawan dari berbagai kalangan, baik domestik maupun internasional.
“Sejarah bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga peluang masa depan. Dengan mengembangkan wisata sejarah, kita tidak hanya menjaga identitas budaya, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat,” ujar Juzlizar, Senin (10/6/2025).
Potensi Wisata Sejarah di Tengah Perkembangan IKN
PPU memiliki sejumlah situs bersejarah yang menjadi saksi bisu perjalanan budaya dan sejarah masyarakat setempat, antara lain Makam Aji Raden Kusuma, situs Anden Oko dan Anden Gedang, serta peninggalan Meriam Jepang di Gunung Seteleng. Situs-situs ini kini tengah menjadi fokus pengembangan wisata sejarah yang dipadukan dengan peningkatan fasilitas pendukung demi kenyamanan pengunjung.
Selain pelestarian fisik, Disbudpar juga merancang kegiatan budaya seperti festival sejarah, pameran, dan diskusi terbuka guna mengenalkan nilai-nilai sejarah tersebut kepada masyarakat luas. Melalui berbagai program ini, diharapkan kesadaran kolektif masyarakat dan wisatawan tentang pentingnya menjaga warisan budaya semakin tumbuh.
Penguatan Identitas Lokal dan Pendorong Ekonomi
Wisata sejarah yang dikembangkan bukan sekadar destinasi wisata biasa, melainkan sebuah wahana edukasi dan pelestarian budaya yang berperan penting dalam memperkuat jati diri masyarakat PPU. Identitas lokal yang terjaga dengan baik akan memberi nilai tambah yang kuat bagi sektor pariwisata.
“Ketika wisata sejarah berkembang, masyarakat setempat akan merasakan dampak positif dari sisi ekonomi. Ini bukan hanya soal kunjungan wisatawan, tetapi juga peluang usaha dan peningkatan kesejahteraan warga,” jelas Juzlizar.
Sinergi dan Komitmen Pemerintah Daerah
Pengembangan wisata sejarah di PPU menjadi bagian dari visi besar pemerintah daerah dalam menjadikan kabupaten ini sebagai destinasi wisata yang tidak hanya menarik, tetapi juga memiliki nilai edukasi dan ekonomi yang berkelanjutan. Disbudpar menggandeng berbagai pihak, mulai dari komunitas adat, pelaku usaha, hingga lembaga pendidikan, untuk menciptakan sinergi yang kuat dalam mengelola dan mempromosikan potensi wisata sejarah.
“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas fasilitas dan layanan, sekaligus memperluas promosi agar wisata sejarah PPU semakin dikenal luas,” ujar Juzlizar.
Menatap Masa Depan PPU sebagai Destinasi Wisata Unggulan
Dengan berbagai upaya pengembangan yang dilakukan, PPU optimis bahwa wisata sejarah dapat menjadi pilar strategis yang mendorong pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus memperkuat posisi budaya dalam era modernisasi. Keberadaan PPU yang dekat dengan IKN juga menjadi nilai tambah yang signifikan untuk menarik investor dan wisatawan.
Langkah strategis ini diharapkan dapat menjadikan PPU bukan hanya sebagai penyangga IKN secara geografis, tetapi juga sebagai destinasi pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan, memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
“Ini adalah masa depan PPU. Dengan mengelola wisata sejarah dengan baik, kita menjaga warisan budaya sekaligus membuka pintu kemajuan ekonomi bagi masyarakat,” tutup Juzlizar dengan penuh optimisme.(adv/red)