Christian Nur Selamat Kagumi Komitmen Anggaran Kebudayaan di Kalbar, Harap PPU Bisa Menyusul

PENAJAM, Panrita Post – Kepala Bidang Kebudayaan dan Produk Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Christian Nur Selamat, menyampaikan kekagumannya terhadap komitmen pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) dan kabupaten/kota di wilayah tersebut dalam mengalokasikan anggaran kebudayaan.
Hal itu ia sampaikan setelah melakukan kunjungan pribadi ke Pontianak dalam rangka liburan dan ziarah ke tanah leluhurnya.
“Dalam liburan saya ke Pontianak, saya sempat berbincang dengan salah satu Kabid Kebudayaan di sana. Saya sangat kagum bagaimana provinsi dan kabupaten/kotanya bisa menyisihkan 10 persen dari APBD mereka untuk kebudayaan,” ujar Christian, Selasa (3/6/2025).
Menurutnya, kebijakan tersebut berdampak besar terhadap pelestarian budaya lokal. Di Kalbar, festival kebudayaan digelar secara rutin hingga dua kali setiap bulan, belum lagi kegiatan lain yang bersifat pelestarian sejarah dan tradisi.
“Setiap bulan ada minimal dua festival kebudayaan. Tapi yang lebih luar biasa, bukan hanya festival, mereka juga menggaji juru pelihara situs budaya dengan layak. Saya dengar ada yang digaji sampai Rp4,5 juta per bulan,” ungkapnya.
Christian juga mengapresiasi langkah pelestarian budaya di Kalbar yang melibatkan keturunan bangsawan keraton secara aktif, termasuk program revitalisasi istana-istana dan pengembangan wisata budaya berkelanjutan.
“Mereka bahkan menggaji keturunan bangsawan agar tetap bisa melestarikan budaya keratonnya. Istana-istana direnovasi, situs sejarah dijaga, wisata budaya dikembangkan,” katanya.
Melihat hal tersebut, Christian mengaku merasa "iri dalam arti positif" karena menurutnya, anggaran untuk kebudayaan di PPU masih jauh dari mencukupi.
“Kalau di sana 10 persen, kita bahkan gabungan untuk budaya dan pariwisata belum sampai 1 persen. Semoga ke depan, kita juga bisa mulai memberikan nilai lebih terhadap sektor kebudayaan,” harapnya.
Ia menambahkan bahwa Kalimantan Timur, khususnya PPU, memiliki kekayaan budaya yang sangat besar namun banyak yang sudah mulai terlupakan.
“Banyak budaya lama kita yang mulai tenggelam. Tinggal catatan sejarah dan saksi hidup yang semakin sedikit. Para pelaku seni dan penutur sejarah juga sudah banyak yang berusia lanjut,” ungkap Christian.
Ia berharap ke depan ada perhatian serius untuk revitalisasi budaya lokal, agar generasi muda bisa mengenal dan mencintai kembali warisan leluhur mereka.
“Budaya lama itu bisa dikembangkan dan dikenalkan kembali ke pemuda. Itulah harapan kami, agar kebudayaan di PPU tidak hanya dikenang, tapi juga terus hidup,” tutupnya. (Adv/Za)