Minim Tenaga Pengajar Jadi Tantangan Pelestarian Bahasa Paser di Sekolah Dasar PPU

PENAJAM,Panrita Post – Pelestarian bahasa Paser melalui jalur pendidikan formal, khususnya di tingkat Sekolah Dasar (SD), masih menghadapi sejumlah kendala yang cukup signifikan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Salah satu hambatan utama adalah minimnya tenaga pengajar yang memiliki latar belakang khusus dalam linguistik atau keahlian bahasa Paser.
Hal tersebut disampaikan oleh Christian Nur Selamat, Kepala Bidang Kebudayaan dan Produk Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) PPU.
Menurut Christian, pengajaran bahasa Paser di sekolah dasar saat ini sangat bergantung pada guru-guru yang berasal dari suku Paser, walaupun mereka tidak memiliki pendidikan formal di bidang bahasa atau linguistik.
“Kadang guru olahraga atau guru bidang lain akhirnya ditugaskan untuk mengajar bahasa Paser, karena memang keterbatasan tenaga pengajar khusus,” ujarnya.
Bahasa Paser sebagai Muatan Lokal, Tapi Masih Butuh Penguatan
Saat ini, bahasa Paser telah resmi menjadi muatan lokal di sejumlah sekolah dasar di PPU dan telah didukung dengan keberadaan kamus dasar sebagai bahan pembelajaran. Namun, Christian menambahkan bahwa silabus dan panduan pengajaran (PDGI) yang komprehensif masih belum tersedia secara lengkap.
Selain itu, bahasa Paser memiliki keragaman dialek yang cukup banyak, dengan lebih dari 30 dialek tersebar di wilayah PPU. Dalam upaya standarisasi bahan ajar, dialek Paser Pematang dipilih sebagai acuan utama untuk menyatukan persepsi dalam proses belajar mengajar.
“Kita masih belum menetapkan dialek utama secara resmi, tapi dengan kesepakatan bersama, dialek Pematang dijadikan sebagai bahan ajar agar bisa menyatukan persepsi dan memudahkan proses pembelajaran,” jelas Christian.
Harapan Penguatan Kapasitas Guru dan Kurikulum Lengkap
Christian berharap pemerintah dan pemangku kepentingan terkait dapat memberikan perhatian lebih dalam penguatan kapasitas para guru pengajar bahasa Paser serta penyusunan kurikulum yang lebih lengkap dan terstruktur.
“Dengan peningkatan kualitas tenaga pengajar dan bahan ajar yang memadai, pelestarian bahasa Paser di dunia pendidikan dapat berjalan lebih maksimal dan berkelanjutan,” tutupnya.
Upaya ini dinilai penting agar bahasa daerah yang menjadi identitas budaya suku Paser tetap lestari dan mampu diwariskan kepada generasi muda di tengah arus globalisasi.(adv/rma)*