Geliat UMKM di Pantai Tanjung Jumlai: Di Balik Ramainya Wisata, Ada Ketimpangan yang Terabaikan

Geliat UMKM di Pantai Tanjung Jumlai: Di Balik Ramainya Wisata, Ada Ketimpangan yang Terabaikan
Pantai tanjung Jumlai (Dok.Rul Amran, Panritapost.com)

PENAJAM Panritapost — Pantai Tanjung Jumlai dikenal sebagai salah satu destinasi wisata yang ramai dikunjungi saat akhir pekan dan musim liburan. Namun, di balik keramaian itu, tersembunyi kisah perjuangan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berjuang menghidupi keluarga dari aktivitas berjualan di kawasan tersebut.

Dalam wawancara eksklusif yang dilakukan Kamis siang (15/5/25), seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya mengisahkan lika-liku berjualan di pantai ini selama empat tahun terakhir.

“Saya sudah empat tahun jualan di sini. Setiap pekan kami membayar Rp70 ribu ke tuan tanah,” ungkapnya. 

Namun saat musim libur seperti Lebaran, biaya sewa melonjak drastis. 

“Kadang sampai Rp1 juta, bahkan ada yang Rp2 juta tergantung tempatnya.” ucapnya

Tak hanya itu, munculnya pedagang liar yang berjualan tanpa membayar sewa turut menambah persaingan yang tidak sehat. 

“Mereka tidak bayar lokasi, tapi tetap bisa jualan. Itu jadi saingan juga buat kami.” pungkasnya.

Meskipun menjadi salah satu titik keramaian wisata, Pantai Tanjung Jumlai disebut kurang mendapat perhatian dari pemerintah. 

“Kebersihan dan fasilitas kurang diperhatikan, mungkin karena dikelola masyarakat, bukan pemerintah,” ujarnya.

Selain itu, beredar kabar mengenai rencana pemerintah membebaskan lahan di kawasan tersebut. 

“Katanya mau dibebaskan seharga Rp200 ribu per meter persegi, tapi tuan tanah minta Rp500 ribu, jadi belum ada kejelasan.” jelasnya.

Meski menghadapi banyak tantangan, ia sempat mencicipi masa kejayaan, terutama pasca pandemi. 

“Waktu tahun baru setelah corona, saya pernah dapat Rp5 juta dalam sehari. Itu pendapatan tertinggi saya,” katanya.

Beberapa momen yang dulu menjadi ladang rezeki, kini menghilang. Salah satunya adalah acara perpisahan siswa yang dulu kerap digelar di pantai. 

“Dulu sering ada perpisahan siswa, tapi sekarang sudah ditiadakan. Itu berdampak juga ke kami,” tutupnya.

Dengan kondisi seperti ini, para pelaku UMKM berharap ada kepastian dari pemerintah, baik dalam pengelolaan kawasan wisata maupun regulasi soal lahan dan pedagang liar. Pantai Tanjung Jumlai menyimpan potensi besar sebagai destinasi wisata, namun para pelaku ekonomi kecil di sekitarnya masih menunggu kebijakan yang lebih berpihak.

(Adv/rull)*