Ritual Nondoi dan Belian: Pelestarian Budaya Paser Sebagai Identitas Daerah

Ritual Nondoi dan Belian: Pelestarian Budaya Paser Sebagai Identitas Daerah
Eko Supriyadi, Humas Lembaga Adat Paser (LAP) PPU (Dok. Istimewa)

PENAJAM, Panrita Post – Kekayaan budaya Suku Paser, yang diwariskan turun-temurun, menjadi salah satu aset penting Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Dua ritual adat yang sarat makna, yakni Ritual Nondoi dan Belian, kini menjadi agenda budaya tahunan yang didukung penuh oleh Pemerintah Kabupaten PPU.

Ritual Nondoi, yang bertujuan membersihkan kampung dari energi negatif sekaligus mengungkapkan rasa syukur kepada leluhur, serta Ritual Belian, yang dilakukan untuk penyembuhan penyakit dan menjaga keselamatan, mencerminkan kedalaman tradisi Suku Paser dalam menjaga harmoni dengan alam dan spiritualitas.

Eko Supriyadi, Humas Lembaga Adat Paser (LAP) PPU, mengungkapkan apresiasinya atas perhatian pemerintah daerah terhadap pelestarian budaya ini.

“Kami berterima kasih kepada pemerintah daerah yang peduli terhadap adat dan budaya Suku Paser. Utamanya, terhadap diselenggarakannya ritual adat ini setiap tahunnya,” kata Eko, Rabu (2/4/25).

Selain menjaga tradisi lokal, upaya pelestarian ini diharapkan mampu menarik minat wisatawan untuk mengenal lebih dekat kekayaan budaya Suku Paser. Langkah ini tidak hanya memperkuat identitas budaya daerah tetapi juga memperkokoh warisan bangsa di tengah arus modernisasi.

Dengan komitmen yang berkelanjutan dari pemerintah dan masyarakat, Ritual Nondoi dan Belian diyakini akan terus hidup, menjadi kebanggaan Kabupaten Penajam Paser Utara, dan menginspirasi generasi mendatang untuk terus menjaga tradisi budaya Indonesia.

(Adv/Red)