Ritual Nondoi dan Belian: Warisan Budaya Suku Paser yang Dijaga di Penajam Paser Utara

PENAJAM, Panrita Post – Suku Paser, salah satu suku asli yang mendiami wilayah tenggara Pulau Kalimantan, termasuk di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), dikenal memiliki kekayaan budaya yang beragam. Ritual Nondoi dan Belian, dua tradisi adat yang sarat makna, kini telah resmi menjadi agenda budaya tahunan Pemkab PPU sebagai bentuk pelestarian budaya sekaligus daya tarik wisata.
Ritual Nondoi: Bentuk Syukur dan Pembersihan Kampung
Ritual Nondoi merupakan tradisi yang dilakukan untuk membersihkan kampung dari energi negatif sekaligus mengungkapkan rasa syukur kepada leluhur. Ritual ini berlangsung selama tujuh hari tujuh malam setiap tahunnya dan dipimpin oleh tetua adat yang disebut "dukun".
Dalam prosesi ini, berbagai elemen adat dilibatkan, seperti pembacaan mantra, penyembelihan hewan kurban, dan tarian tradisional. Ritual ini tidak hanya menjadi sarana spiritual bagi masyarakat Suku Paser, tetapi juga simbol penghormatan kepada nenek moyang.
Belian: Ritual Penyembuhan dan Keselamatan
Selain Ritual Nondoi, Suku Paser juga melaksanakan Ritual Belian sebagai bagian dari upaya penyembuhan penyakit dan menjaga keselamatan. Dipimpin oleh seorang dukun dengan kemampuan supranatural, prosesi ini menggunakan media seperti air, api, dan dupa, yang diiringi mantra serta tarian adat untuk mengusir roh jahat.
Ritual Belian tidak hanya memiliki makna kesehatan fisik tetapi juga spiritual, mencerminkan kedalaman kepercayaan Suku Paser terhadap hubungan antara manusia dan alam.
Pelestarian Budaya Sebagai Identitas Daerah
Ritual Nondoi dan Belian adalah bukti nyata kekayaan budaya Suku Paser yang telah diwariskan turun-temurun. Pemerintah Kabupaten PPU secara konsisten mendukung pelestarian budaya ini dengan menjadikannya agenda tahunan yang diharapkan mampu menarik perhatian wisatawan.
Eko Supriyadi, Humas Lembaga Adat Paser (LAP) PPU, menyampaikan apresiasinya terhadap perhatian pemerintah daerah.
“Kami berterima kasih kepada pemerintah daerah yang peduli terhadap adat dan budaya Suku Paser. Utamanya, terhadap diselenggarakannya ritual adat ini setiap tahunnya,” ungkap Eko, pada Rabu (2/4/25).
Pelestarian budaya Suku Paser, seperti Ritual Nondoi dan Belian, bukan hanya menjaga tradisi lokal tetapi juga memperkuat identitas bangsa. Dengan dukungan yang berkelanjutan, warisan budaya ini diharapkan tetap hidup dan menjadi kebanggaan generasi mendatang.
(Adv/Red)